
Ambon,PNI– Selain penanganan hukum terhadap pelaku penikaman dan pembakaran, berbagai langkah ditempuh untuk menyelesaikan konflik antara warga Negeri Hitu dan Desa Hunuth, Kecamatan Teluk Ambon.
Mediasi perdamaian digelar di ruang rapat PJU Mapolda Maluku, Tantui, Kota Ambon, Kamis (21/8). Kegiatan ini dipimpin Wakapolda Maluku Brigjen Pol. Imam Thobroni dan dihadiri para pejabat utama Polda, Kapolresta Ambon, para raja Negeri Hitu Lama dan Hitu Mesing, Kepala Desa Hunuth, Kepala Desa Waiheru, serta tokoh masyarakat.
Rangkaian mediasi berlangsung dalam suasana kekeluargaan. Raja Negeri Hitu Lama, Salhana Pellu, menyampaikan permintaan maaf dan berkomitmen membantu perbaikan rumah warga Hunuth yang rusak. Raja Negeri Hitu Mesing, Ali Slamat, turut menegaskan dukungan perdamaian dengan semangat pela gandong. Kepala Desa Hunuth, Yondri Kappuw, menyambut baik upaya damai, namun menekankan agar proses hukum tetap berjalan bagi pelaku perusakan.
Kepala Desa Waiheru, Usman Ely, mengingatkan dampak konflik terhadap pendidikan, khususnya di SMK 3 Waiheru. Ia berharap bentrokan tidak lagi menjalar ke kalangan pelajar.
Wakapolda Maluku menekankan pentingnya menjaga persatuan serta menyelesaikan masalah secara damai. “Kalau ada perkelahian antar pemuda, cukup diselesaikan antar individu sesuai proses hukum. Tidak ada yang menang dalam konflik sosial, yang menang jadi abu, yang kalah jadi arang,” tegasnya.
Ia juga menegaskan komitmen Polda Maluku menindak pelaku pembakaran rumah secara profesional dan berkeadilan. Penyidik Polresta Ambon saat ini tengah mengumpulkan bukti, saksi, dan video terkait peristiwa itu.
Pasca bentrokan, Wakapolda juga mendatangi pihak SMK Negeri 3 Ambon. Pihak kepolisian bersama sekolah sepakat mengambil langkah tegas terhadap siswa yang terlibat tawuran, termasuk kemungkinan dikeluarkan dari sekolah.
Bentrokan warga Hunuth dan Hitu pada Selasa (19/8) dipicu meninggalnya seorang pelajar SMK Negeri 3 asal Desa Hitu, Afdal Pellu. Peristiwa ini mengakibatkan 17 rumah terbakar, 9 rumah dirusak, 3 bengkel, 2 mebel, 3 kios, dan balai pertemuan Desa Hunuth hangus. Lebih dari 700 warga Hunuth terpaksa mengungsi.(SLP)